Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo melakukan peremajaan objek wisata alam Guma Tirta Karya (GTK) yang terletak di Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap. Kegiatan itu menggandeng masyarakat setempat dengan tujuan agar objek wisata itu semakin berkembang.
Guma Tirta Karya merupakan sebuah kawasan hutan mangrove yang berlokasi di ujung barat Kelurahan Kutawaru. Objek wisata yang dibangun atas kerja sama warga setempat dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) tersebut pada awalnya cukup ramai dan dikenal oleh para wisatawan dari luar Kutawaru.
Para mahasiswa yang melakukan peremajaan tersebut tergabung dalam Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNS Kelompok 143. Nurul Huda Dinda Lestari, selaku Ketua KKN UNS Kelompok 143, mengatakan GTK memikat wisatawan karena alamnya yang indah terutama ketika matahari terbenam tiba.
“Sayangnya sejak adanya pandemi Covid-19 yang berjalan hampir dua tahun, tempat ini nyaris jarang dikunjungi. Hal itu mengakibatkan kurangnya dana yang masuk sehingga fasilitas yang tersedia pun menjadi terbengkalai dan tidak terawat,” kata Dinda seperti dilansir Eduwara.com, Selasa (5/4/2022) dari laman resmi UNS Solo.
Tahap awal yang dilakukan, sambung dia, berupa perancangan desain untuk spot foto sekaligus ikon dari GTK. Bekerja sama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) PT SBI, Tim KKN UNS membuat spot foto berupa perahu layar berukuran 2 x 6 meter yang terbuat dari bambu.
“Bentuk ini merepresentasikan mata pencaharian masyarakat Kutawaru yang mayoritas adalah nelayan. Dengan ukuran 2 x 6 meter diharapkan spot foto ini dapat menampung rombongan wisatawan yang hendak mengabadikan momen. Pembangunan dan pembaruan fasilitas dilaksanakan secara bergotong-royong bersama warga setempat,” imbuh Dinda.
Peremajaan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNS ini mendapat respon positif dari para wisatawan. Salah satunya Agung, dia mengatakan bahwa terdapat perubahan signifikan antara sebelum dan sesudah pandemi.
“Menurut saya, GTK sekarang tambah bagus dan rapi, apalagi ada kapal-kapalannya bisa buat foto pas sunset jadi makin tambah bagus,” kata Agus.
Pembuatan spot foto baru itu juga menjadi daya tarik agar wisatawan berkunjung sehingga warung-warung di sekitar GTK menjadi ramai. Hal tersebut juga diharapkan oleh Taufik, salah seorang pemilik warung di objek wisata tersebut.
“Terima kasih sudah bareng-bareng menata ulang GTK. Belum jadi 100 persen saja sudah banyak yang penasaran dan datang ke sini. Semoga ke depannya bisa lebih ramai lagi biar makin banyak yang mampir ke warung saya,” ujar Taufik. (K. Setia Widodo/*)