Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA - Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja mencapai kesepakatan kemitraan dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Islam Indonesia (UII) tentang penawaran pelatihan keahlian di luar pendidikan formal bagi mahasiswa.
Kesepakatan ini ditandatangani secara bersama pada Jumat (3/2/2023) dan baru dirilis keduanya pada Sabtu (4/2/2023).
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, pemerintah melalui program kartu prakerja berinvestasi besar dalam peningkatan kompetensi angkatan kerja, baik skilling, reskilling maupun upskilling.
"Ini karena data BPS menyebut hanya 10 persen angkatan kerja Indonesia yang pernah ikut pelatihan di luar pendidikan formal. Di Yogyakarta, dua kampus yang sebelumnya telah bermitra yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)," jelas Denni.
Lewat Nota Kesepahaman tentang Pelaksanaan Pengembangan dan Penilaian Konten Pelatihan Keterampilan Kerja dan Kewirausahaan pada Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni menjelaskan bahwa mahasiswa di kedua kampus (UMY dan UII, red) bisa mengakses pelatihan pada ekosistem Prakerja.
Dalam prosesnya, sebelum masuk ekosistem, mereka diseleksi ketat melalui puluhan indikator asesmen. Ketika berhasil, mereka masih harus tetap bersaing untuk pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan.
"Untuk melakukan proses asesmen ini, kami dibantu asesor pelatihan dari lembaga-lembaga pendidikan terbaik di Indonesia yang bersifat independen, termasuk UII dan UMY ini," ungkap Denni.
Kuliah Umum
Penandatanganan nota kesepahaman di kedua kampus dibarengi dengan kuliah umum dari Direktur Teknologi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Samsu Sempena dengan tema ‘Tantangan Generasi Muda Menghadapi Tsunami di Era Digital'.
"Supaya peluang karir terbuka tanpa hambatan, generasi muda harus terus mengembangkan diri dengan meningkatkan kreativitas, independensi dan kedisiplinan tinggi," katanya
Samsu mengatakan bahwa banyak sekali sekali alternatif meningkatkan pendapatan bagi para milenial dan gen-Z di era dunia digital terutama di gig economy. Sayangnya, meski melek teknologi, Samsu melihat generasi muda memiliki problem akut seperti sikap mudah menyerah, mentalitas instan, serta kesehatan mental yang kerap terganggu.
"Pilihannya ada dua: mau tenggelam atau berenang. Generasi muda harus bisa memilah-milah informasi karena waktu terbatas, menggunakan teknologi dengan bijak di era dunia digital, mengembangkan diri dengan skill-skill yang dibutuhkan, serta mulai bekerja atau membangun usaha sesuai keterampilan dan passion," paparnya.
Rektor UMY Gunawan Budiyanto menyambut baik kemitraan ini karena selain skill akademis, soft atau social skill sangat mempengaruhi karir seseorang.
“Di sinilah pentingnya kita terus berlatih mengasah diri. Kami berterima kasih karena Prakerja sudah menjenguk UMY, kampus yang familiar, khususnya di sektor perekonomian. Banyak mahasiswa UMY turut andil sebagai penggerak perekonomian," katanya
Rektor UII Fathul Wahid mengatakan adaptabilitas menjadi kata kunci agar lulusan perguruan tinggi bisa terserap dengan baik di pasar kerja.
"Misi pendidikan memang berbeda dengan pelatihan. Semoga lewat kerja sama ini, kedua hal itu bisa dipertemukan," tegas Fathul.