Bagikan:
Bagikan:
sEduwara.com, JAKARTA – Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) dinilai sukses menjadi salah satu solusi dalam mengurangi Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (ATS).
Hal terebut disampaikan Direktur Kursus dan Pelatihan (Dirsuslat), Wartanto pada Peluncuran Program PKK dan PKW, Bantuan Pemerintah untuk Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah Tahun 2023, Jumat (20/1/2023) secara daring.
Oleh karena itu, Kemendikbudristek melalui Ditsuslat berkomitmen meningkatkan capaian program tersebut dengan mendorong lembaga kursus dan pelatihan (LKP) melakukan jemput bola atau lebih gencar menjangkau peserta didik di daerah terpencil untuk turut berpartisipasi.
Merujuk hasil evaluasi dari pelaksanaan PKK dan PKW tahun lalu, Wartanto mendorong LKP untuk jemput bola melibatkan masyarakat, terutama yang berada di wilayah pelosok, untuk mengikuti kedua program tersebut.
“Saya mendorong kepada LKP untuk segera mendaftar program ini, agar program ini bisa segera berjalan,” kata Wartanto seperti dilansir Eduwara.com, Sabtu (21/1/2023), dari laman Kemendikbudristek.
Lembaga kursus, sambung Wartanto, boleh melaksanakan tidak di kampus, tapi melayani masyarakat di daerah terpencil yang jauh dari lembaga pendidikan. Dia berharap pemerataan pendidikan khususnya layanan PKK dan PKW bisa sampai kepada masyarakat dengan level kemiskinan ekstrim.
Dalam laporannya, Wartanto mengungkapkan jumlah lulusan program PKK dan PKW yang terserap ke dunia kerja. Lebih dari 50 persen lulusan program PKK terserap di dunia kerja dan lebih dari 80 persen lulusan program PKW yang telah merintis usaha.
"Hal ini berkat dukungan UMKM, kementerian, koperasi. Berdasarkan audit BPK, program yang telah didukung oleh platform digital dan perbankan ini pelaksanaannya pada lembaga menjadi lebih akuntabel dan tidak mengalami banyak kendala di lapangan. PKK dan PKW sukses di lapangan, banyak yg merintis usaha,” ucap dia.
Laboratorium SDM
Sementata itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati mengatakan LKP adalah laboratorium untuk menyiapkan SDM unggul yang mampu menghadapi tantangan di masa depan.
Untuk itu, LKP didorong untuk mengikuti kedua program tersebut. PKK disiapkan agar peserta didik dapat lebih mengembangkan keterampilannya. Sementara PKW digagas agar peserta didik terlatih berwirausaha.
“PKK hadir untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi anak-anak kita agar mereka lebih mudah terserap di industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA) berkat kompetensi mereka yang relevan. Paham dan tahu saja tidak cukup, tapi juga terampil,” beber dia.
Kiki mendorong agar masyarakat mengikuti PKK dan PKW tahun 2023. Pihaknya berharap program tersebut bisa digunakan dan bermanfaat bagi seluruh warga negara yang membutuhkan agar lebih produktif dalam berperan serta membangun bangsa. (K. Setia Widodo/*)