Bagikan:
Bagikan:
Eduwara, JOGJA—Universtas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menurunkan mahasiswa kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat (KKN-PPM) periode 5 dan 6 ke daerah terdampak bencana, salah satunya erupsi Gunung Semeru.
Hal ini disampaikan Kepala Subdirektorat KKN, Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM Ambar Kusumandari dalam pengarahan dan penerjunan mahasiswa, dosen pembimbing lapangan, dan Koordinator Wilayah KKN-PPM UGM Periode 4, Periode 5, dan Periode 6 Tahun 2021.
"Kali ini UGM menerjunkan 1.007 mahasiswa untuk mengikuti program KKN-PPM di 7 provinsi di Indonesia. Para mahasiswa tergabung ke dalam 34 unit KKN-PPM Periode 4, 1 unit KKN-PPM Periode 5, dan 2 unit KKN-PPM Periode 6 Tahun 2021," jelas Ambar pada Jumat (17/12/2021).
Khusus untuk daerah terdampak bencana, UGM mengirimkan 60 mahasiswa KKN-PPM Periode 6 ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur secara luring dan 14 mahasiswa KKN-PPM Periode 5 yang ke Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
"Untuk KKN Periode 4 dan 5, akan diterjunkan pada tanggal 18 Desember 2021, dan penarikan pada 5 Februari 2022mendatang. Untuk KKN Peduli Bencana dilakukan selama satu bulan," terangnya.
Ambar menerangkan, sebelum diterjunkan para mahasiswa telah diberikan pembekalan umum terkait operasional kegiatan KKN-PPM serta sejumlah pembekalan khusus seperti pembekalan terkait kebencanaan.
Sementara itu, untuk mahasiswa yang melaksanakan KKN-PPM periode 4 akan mengikuti kegiatan bauran secara luring dan daring di 17 kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur, dan Sumatra Selatan.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM Ika Dewi Ana, berpesan agar mahasiswa menjaga kesehatan selama mengikuti kegiatan KKN-PPM, terutama bagi mereka yang mengikuti kegiatan secara luring.
Mahasiswa juga diminta menjaga perilaku dan mengikuti norma, serta membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat.
Melalui kegiatan KKN-PPM mahasiswa UGM dapat memperoleh ilmu serta pengalaman yang berharga dari masyarakat di desa di mana mereka berada. Mahasiswa dapat lebih memahami persoalan yang terjadi di tengah masyarakat dan belajar menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh di kampus.