Kampus
13 Desember, 2021 06:00 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Sempat tertunda akibat pandemi, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memastikan penyelenggaraan Konferensi Penyiaran Indonesia bakal dilangsungkan pada 2022 dengan tuan rumah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta.
Dalam rilis Minggu (12/12/2021), Komisioner KPI Pusat Umri menjelaskan penyelenggaraan konferensi ini sebagai langkah lembaga melahirkan banyak buku-buku populer berdasar hasil riset tentang penyiaran yang bisa dinikmati masyarakat.
"Buku ini bakal menjadi bacaan yang menyehatkan pikiran dan memperkaya wawasan masyarakat sebagai pemirsa siaran televisi di Indonesia. KPI memiliki jaringan kolaborasi 12 perguruan tinggi yang secara kontinyu menyelenggarakan riset tentang kualitas siaran televisi," jelasnya.
Hasil-hasil riset kolaboratif ini akan didiskusikan dalam Konferensi Penyiaran Indonesia sebagai agenda tahunan.
Setelah sukses menyelenggarakan agenda pertama di Universitas Andalas, konferensi kedua pada 2020 dan 2021 belum terlaksana karena pandemi Covid-19.
Dalam pelaksanaan konferensi di UIN Suka tahun depan, KPI berharap melalui seminar series dapat memetakan isu-isu antara lain; Potret Ekosistem Penyiaran Indonesia, SDM Penyiaran Digital, Siaran Televisi Digital, Pola Pengawasan Penyiaran Digital KPI, dan seterusnya.
"Bekerja-sama dengan perguruan tinggi dalam melakukan berbagai riset merupakan satu strategi yang ditempuh KPI. Kerjasama ini diharapkan bakal menghadirkan buku-buku tentang penyiaran memberikan pencerahan bagi lembaga penyiaran maupun masyarakat luas dan mampu mengubah strategi komunikasi menjadi soft regulations," lanjut Umri.
Rektor UIN Suka Al Makin mengatakan penyelenggaraan konferensi penyiaran pada tahun depan sepenuhnya akan diampu oleh Center of Communication Studies and Training (ComTC) Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM).
"UIN Suka memiliki kepentingan pelaksanaan konferensi ini pada tiga hal yakni; politik, media dan agama. Tidak ada perguruan tinggi yang bisa membahas tiga hal ini secara komprehensif selain di kampus UIN Sunan Kalijaga," ungkapnya.
Ia lalu mencontohkan bagaimana UIN Suka memiliki otoritatif dalam berbagai kritik siaran agama. Dengan tiga basis sekaligus; pesantren, NU dan Muhammadiyah. UIN Suka, menurut Al Makin, mampu dan memiliki kiat khusus dalam mendiskusikannya, sehingga dua-duanya memiliki porsi yang pas untuk bisa sama-sama memberi pencerahan kepada masyarakat.
"Saya berharap Konferensi Penyiaran Indonesia di kampus UIN Suka mendatang dapat melahirkan banyak buku yang memberi pencerahan dalam tiga hal di atas berdasarkan hasil-hasil riset yang dilakukan UIN Suka selama ini," tutupnya.
Sebagai langkah awal, UIN Suka pada hari ini menyelenggarakan seminar series 1 bertema 'Pemetaan Topik dan Permasalahan Media dan Komunikasi Era Digital' di Prime Plaza Hotel Yogyakarta.
Bagikan