9.833 Maba Diterima UGM, Mahasiswa Termuda Berusia 15 Tahun

01 Agustus, 2022 23:06 WIB

Penulis:Setyono

Editor:Ida Gautama

01082022-UGM Mahasiswa baru.png
UGM resmi menerima 9.833 mahasiswa baru program Sarjana dan Sarjana Terapan tahun akademik 2022/2023 (Dok. UGM)

Eduwara.com,JOGJA – Hari ini Universitas Gadjah Mada (UGM) resmi menerima 9.833 mahasiswa baru program Sarjana dan Sarjana Terapan Tahun Akademik 2022/2023. Dalam upacara penerimaan Senin (1/8/2022), Raja Muhammad Hayuri Islami menjadi mahasiswa termuda dengan usia 15 tahun.

Rektor UGM Ova Emilia melaporkan 9.833 maba ini terbagi sebanyak 8.215 di program Sarjana dan 1.618 di program Sarjana Terapan.

"Mereka diterima melalui SNMPTN, SBMPTN, Seleksi Mandiri, serta Program Afirmasi Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek. Pada program Sarjana ditambah dengan Program Internasional (IUP) dan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dari Kementerian Agama," kata Ova.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 19,20 persen atau 188 mahasiswa baru adalah penerima bantuan KIP-K atau dahulu disebut Bidikmisi. Selain berasal dari seluruh provinsi di Indonesia, UGM juga menerima mahasiswa dari negara seperti dari Jerman,Inggris, dan Malaysia.

"Mereka mengikuti program Double Degree dan atau Program Sarjana," tutur Ova.

Dari ribuan mahasiswa yang diterima, Raja Muhammad Hayuri Islami yang akan kuliah di Fakultas Filsafat dinyatakan sebagai mahasiswa termuda yang diterima pada tahun ini. Remaja asal Pekanbaru, Riau ini diterima dengan usia 15 tahun 11 bulan 11 hari.

Raja Muhammad Hayuri Islami, mahasiswa termuda UGM berusia 15 tahun dan akan menempuh studi di Fakultas Filsafat. (EDUWARA/Dok.UGM)

Raja menceritakan jika dirinya didaftarkan masuk bangku Sekolah Dasar pada usia lima tahun dan selalu menempati ranking tiga besar.

"Hanya saja di bangku SMP saya tidak masuk ranking. Mungkin lagi masa pubertas, biasa saja tidak ranking," katanya.

Di SMA, Raja ikut ikut dalam program akselerasi di kelas IPS. Bersama tujuh siswa lainnya, Raja menyelesaikan pendidikan di MAN 2 Pekanbaru hanya dua tahun.

‘Karena program akselerasi, kita diharuskan untuk belajar dan memahami lebih cepat dari siswa yang lain. Saya di program itu tidak ikut ekstrakurikuler atau organisasi," katanya.

Selama di program akselerasi, ia tidak memikirkan soal ranking, namun untuk pelajaran seperti Sosiologi, Ekonomi, Sejarah dan Geografi, ia mendapat nilai akademik yang cukup baik.

Soal ketertarikannya dengan Filsafat, Raja mengaku bahwa ia sudah tertarik dengan filsafat saat berada di kelas 10 SMA lewat buku dan internet.

"Saya mengenal filsafat itu ketika saya di kelas 10. Saya sejak kecil sering menggunakan logika filsafat berarti selama ini saya menerapkan nilai-nilai filsafat," kata Raja yang bercita-cita setelah lulus akan meneruskan kuliah S2 di jurusan yang sama.