Kampus
25 Agustus, 2023 19:11 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Dari 1.609 mahasiswa Program Sarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diwisuda pada Kamis (24/8/2023), sosok Alexander Farrel Rasendriyo Haryono (22) mendapatkan perhatian khusus dari seluruh hadirin. Farrel adalah penyandang disabilitas netra yang berhasil menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum UGM.
Momen itu muncul saat nama Farrel disebut untuk naik podium. Dua temannya yang sebelumnya duduk mengantar Farrel dan menunggu kedatangan ibundanya, Emil Tri Ratnasari (48). Ditemani sang ibu, Farrel menaiki podium untuk melaksanakan penyematan tanda kelulusan.
Meski memiliki keterbatasan, namun hal tersebut tidak mengalahkan semangat Farrel untuk lulus tepat waktu. Bahkan ia lulus dengan predikat cumlaude karena berhasil membukukan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,74.
"Senang sekali mas, saya bisa selesai tepat waktu, empat tahun," kata anak sulung dari tiga bersaudara asal Klaten ini seperti dilansir pada Jumat (25/8/2023).
Selama empat tahun kuliah, Farrel mengaku tidak banyak mengalami kendala karena para dosen selalu mengirim soft file saat kuliah daring. Lalu saat kuliah tatap muka, ia selalu rajin mencatat apa yang disampaikan dosen lewat ketikan di laptopnya.
"Kebetulan dosen-dosen selalu membagi materi pembelajaran. Selama kuliah, saya mencatat," ujarnya.
Saat ujian, kata Farrel, ia ditempatkan dalam ruangan khusus dan dibantu sebuah aplikasi khusus agar tahu soal-soal yang ditanyakan yang kemudian dijawabnya dengan mengetik di laptop.
Hukum Pajak
Hal yang sama juga dilakukan saat pengerjaan tugas skripsi. Ia juga melakukan hal yang sama dengan mahasiswa lainnya seperti menulis riset dan wawancara langsung dengan responden.
"Tema skripsi yang saya pilih berkenaan soal hukum pajak penghasilan bagi penyandang disabilitas. Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah diperlukan ketentuan khusus penerapan pajak penghasilan bagi penyandang difabel. Sebab secara ekonomi mereka memiliki pengeluaran lebih besar dibanding dengan nondifabel," paparnya.
Soal mobilitasnya saat empat tahun kuliah di Fakultas Hukum UGM, Farrel bercerita jika ia banyak dibantu oleh rekan kuliahnya. Dari rumah ia langganan ojek daring untuk berangkat ke kampus. Bila sudah sampai di pintu gerbang, rekan kuliahnya sudah menunggu untuk mengantarnya masuk ke dalam kelas.
"Sampai kampus janjian sama teman sudah ada yang jemput. Lalu saya diantar ke kelas. Begitu juga janjian dengan dosen, selalu diantar," kenangnya.
Sanga ibunda, Emil Tri Ratnasari, mengaku senang dan bangga anak sulungya berhasil menyandang gelar sarjana. Selama prosesi wisuda selama 3 jam, Emil menangis haru saat melihat Farrel menerima ijazah.
"Aduh, saya mewek terus di atas (balkon). Pokoknya bangga. Perjuangannya sungguh luar biasa. Semoga sukses terus ke depannya," harapnya.
Emil bercerita sejak kecil Farrel termasuk anak yang rajin belajar dan tidak suka mengeluh. Ia selalu memiliki tekad kuat untuk memiliki impian yang sama dengan teman-temannya yang normal.
"Dari kecil tidak mengeluh. Pokoknya ia selalu ingin sama dengan temannya," katanya
Usai menyandang gelar Sarjana Hukum, Farrel berencana melamar pekerjaan yang sesuai dengan profesinya di bidang hukum apalagi ia memiliki ketertarikan pada hukum pajak.
"Setelah ini, saya mau lamar kerja dulu, mungkin 2-3 tahun lagi mau daftar pendidikan S2," pungkasnya.
Bagikan