Kampus
24 Juli, 2022 22:19 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Berlangsung dari 14 sampai 26 Juli 2022, International Program of Government Affairs and Administration Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (IGOV UMY) menggelar 3rd International Government and Politics Summer School (3rd IGoPSS).
Ketua acara 3rd IGoPSS, Adibah Dhivani Gusmi, Sabtu (23/7/2022) mengatakan agenda tahunan yang ketiga ini bertujuan mempelajari sistem pemerintahan, budaya dan sistem sosial Indonesia. Sedangkan tema yang diangkat adalah 'Collaborative Government: Mempersiapkan dan Merespons Open Government Management'.
"Kegiatan ini diikuti sebanyak 39 mahasiswa dari beberapa negara dan berlangsung secara hybrid. Enam orang hadir secara online dan sisanya offline. Peserta berasal dari Inggris, Filipina, India, Pakistan, Sudan dan lain-lain," katanya.
Lewat pertemuan ini, peserta akan mendapatkan pemahaman secara mendalam mengenai sistem pemerintahan, budaya dan sosial di Indonesia. Tidak hanya itu, lewat pertemuan intens selama dua minggu, diharapkan mahasiswa ini bisa saling bertukar serta terus menjadi jejaring relasi di masa mendatang.
Adibah mengatakan enam mahasiswa yang datang langsung mengikuti program ini adalah dua mahasiswa dari Al-Aqsa University, Palestina dan empat orang dari University of Bradford, Inggris.
"Tidak sekadar belajar di kelas, seluruh peserta kita ajakg langsung ke lapangan. Berbagai kegiatan kunjungan ini sebagai upaya mengenalkan budaya sosial masyarakat Indonesia," sebutnya.
Dari jadwal yang dikirimkan, Jumat (22/7/2022), peserta diajak berkunjung ke Museum Sonobudoyo. Agenda lainnya, mereka juga akan ke Candi Prambanan, Museum Coklat Monggo, kawasan Malioboro.
Sedangkan untuk memahami sistem pemerintah Indonesia, pada minggu depan, peserta akan diajak berkunjung ke DPRD Bantul.
"Kunjungan ini menghilangkan rasa jenuh karena mengikuti model pembelajaran intens. Dengan berkunjung ke lapangan akan terjadi interaksi dua arah dan bisa merasakan langsung," katanya.
Mewakili rekan-rekannya, Abdalla Hosain Abu Ajweh dari Al-Aqsa University Palestina mengaku takjub akan kekayaan sejarah yang dimiliki Indonesia dan bangga bisa mempelajarinya.
"Bahkan beberapa beberapa peninggalan sejarah di sini ada yang hampir sama dengan yang ada di Palestina," ujarnya.
Melalui program ini, Abdalla mengaku belajar dari peserta dari negara lain mengenai sistem pemerintahan dan menemukan solusi atas permasalahan yang ditemui agar menjadi baik.
"Di program ini kita mengetahui open government dari seluruh perspective dunia yaitu Culture Governance berbasis inovatif dan berkelanjutan kebijakan publik," tutupnya.
Bagikan