Kampus
23 November, 2021 20:44 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, DEPOK - Sembilan mahasiswa Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berhasil meraih tiga gelar juara pada ajang Kompetisi Net Zero Healthy Building sebagai rangkaian dari Green Building Council Indonesia (GBCI) GBC IDEAS 2021. Kompetisi ini diselenggarakan oleh GBCI-bagian dari World Green Building Council di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, mulai dari Agustus hingga November 2021.
Kompetisi dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori student dengan dua kategori kompetisi: Net Zero Healthy Building Design Student dan Net Zero Healthy Design Innovation Student, dan kategori professional, Net Zero Healthy Building Design Professional.
Tim FTUI dibimbing oleh dosen yang berasal dari Departemen Arsitektur FTUI, Ova Candra Dewi. Fakultas ini mengirimkan lima tim untuk berpartisipasi pada kategori student dan professional.
Dari lima tim tersebut, tiga tim melaju ke babak final dan berhasil meraih tiga gelar juara, yaitu, tim BREATH(E) meraih Juara Pertama pada kategori Net Zero Healthy Building Student, tim Art Center Complex meraih Juara Pertama dan tim SeniMal meraih Juara Ketiga pada kategori Net Zero Healthy Building Design Professional.
“Ketiga tim FTUI ini sebagai bagian dari delapan tim finalis, kemudian mengikuti boot camp pemantapan materi yang diadakan oleh GBCI selama dua hari pada Oktober 2021. Usai mengikuti boot camp, para finalis diberi kesempatan kurang lebih tiga minggu untuk mengembangkan desain awal untuk kemudian dipresentasikan pada ajang main show GBC IDEAS 2021,” kata Ova dalam siaran pers yang dikirimkan ke redaksi Eduwara.com, Selasa (23/11/2021).
Tim BREATH(E) beranggotakan Ukha Irfandi Hanif (Profesi Arsitek 2021), Dimas (S1 Arsitektur 2017), dan M Iqbal Ramli (Magister Teknik Sistem Energi 2020). Tim BREATH(E) mengusung tema bangunan hunian (apartemen) yang “bernafas” sebagai tempat tinggal yang nyaman, sehat, mandiri, serta bermanfaat bagi penghuni, lingkungan dan komunitas di sekitarnya.
“Desain bangunan Low Rise Apartment Complex yang kami buat mengedepankan passive design dengan memanfaatkan cahaya alami, pengudaraan alami, dan juga pemanfaatan air bekas pakai. Bangunan ini memberikan kesempatan komunitas di sekitar untuk berkebun dan beraktifitas ekonomi pada atap bangunan. Secara perhitungan energi, desain bangunan ini mampu menurunkan potensi emisi gas karbon sebesar 11,190 tCO2 atau setara dengan sekitar 460 ribu pohon selama 25 tahun,” kata Ukha.
Tim Art Center Complex yang beranggotakan Tika Hanjani (Magister Arsitektur 2019), Lutfi Landrian (Magister Arsitektur 2019), dan M Aryo Wicaksono (Magister Arsitektur 2018) mengangkat tema desain Pusat Kesenian yang berbeda dari konsep Business as Usual (BAU).
“Tim kami membuat desain berdasarkan aspek sosial budaya setempat. Melalui strategi pengudaraan alami, merangkul komunitas lokal, menghormati alam sekitar, menghemat energi, dan mengupayakan produksi air bersih dari teknologi pengembunan, desain kami mengintegrasikan tantangan dari praktik lama (BAU) sebagai titik awal untuk memahami dan menyeimbangkan tanggung jawab terhadap lingkungan dan melihat keseluruhan sistem yang saling terkait,” kata Tika.
Sementara tim SeniMal yang beranggotakan Fiyonda Kokarkin, Amani Tedjowongso dan Darmawan Winaga (Profesi Arsitek 2020) mengedepankan konsep Net Zero Healthy Building.
“Desain net zero healthy building bukan lagi sebagai pilihan, namun merupakan sebuah bagian dari tantangan mendesain saat ini. Pusat Kesenian dari tim kami dilengkapi dengan beberapa fungsi indoor-outdoor amphitheater yang menyesuaikan dengan konteks lahan, yaitu studio seni dan galeri seni yang ramah lingkungan. Kami ingin agar bangunan ini dapat digunakan oleh masyarakat umum sebagai sarana edukasi seni budaya lokal,” papar Fiyonda.
Wakili Indonesia
Selain mendapatkan total hadiah senilah Rp 60 juta, tim BREATH(E) dan tim Art Center Complex akan mewakili Indonesia dalam ajang HongKong GBC’s Advancing Net Zero International Conference pada tanggal 23-26 November 2021. Para finalis GBC Ideas 2021 juga berhak atas training Green Associate, senilai Rp 2,4 juta per orang, yang diadakan GBC Indonesia secara gratis.
Ova Candra Dewi, yang merupakan pakar FTUI di bidang arsitektur dan sustainabilitas, mengatakan siapapun bisa berkontribusi dalam mendukung pembangunan yang keberlanjutan.
“Hal terpenting kita bisa mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu demi manfaat yang lebih besar untuk manusia dan lingkungannya. Untuk itu, Departemen Arsitektur FTUI, melalui kelompok ilmu arsitektur dan sustainabilitas, menekankan pada pengembangan interdisiplin ilmu pengetahuann yang mendukung pembangunan keberlanjutan,” tutur Ova. Bhakti
Bagikan