Kampus
13 Desember, 2021 15:30 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, BOGOR – Tingginya angka kerusakan terumbu karang di Indonesia membuat kontribusi kalangan pemuda untuk konservasi dan rehabilitasi semakin dibutuhkan.
Berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kondisi terumbu karang di Indonesia saat ini sebesar 72 persen mengalami kerusakan, hanya 28 persen yang dalam keadaan baik. Kondisi ini membutuhkan kepedulian seluruh rakyat Indonesia termasuk para pemuda.
Demikian diungkap Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) Fredinan Yulianda dalam webinar launching Scholar Reef 2022: Pelindung Karang Masa Depan Nusantara yang digelar oleh IPB dan Biorock Indonesia, Senin (13/12/2021).
Dia menambahkan, ekosistem terumbu karang di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Ekosistem ini penting dan harus ada di pesisir dan menjadi denyut nadi perairan di Indonesia.
“Kehadiran terumbu karang sangat penting di perairan kita. Indonesia memiliki mega-biodiversity. Ini seharusnya kita jaga dan anak muda punya peran untuk menjaga terumbu karang ini,” ujar Fredinan.
Kerusakan terumbu karang dikatakan Fredinan, dikarenakan oleh beragam aktivitas yang dilakukan oleh manusia sehingga terumbu karang mengalami kerusakan dan kehilangan habitatnya. “Ini harus jadi perhatian kita semua,” kata Fredinan.
Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan mengikuti Scholar Reef yang diadakan oleh Biorock Indonesia bekerjasama dengan IPB. Scholar Reef ini diharapkan jadi wadah untuk sosialisasi terhadap keprihatinan terhadap terumbu karang.
“Adanya Scholar Reef ini diharapkan dapat mengurangi kerusakan terumbu karang dan mengembalikan ekosistem terumbu karang serta melakukan rehabilitasi dan restorasi hingga berikan kontribusi positif untuk pelestarian terumbu karang,” papar Fredinan.
Prawita Tasya Karissa dari Biorock Indonesia menuturkan, anak muda jika diberikan kesempatan maka akan menghasilkan karya yang hebat. “Semangat itu ada di anak muda. Kami ingin membantu adik-adik generasi muda ini. Buktikan kita mampu mengembalikan keadaan terumbu karang yang tadinya mayoritas mengalami kerusakan menjadi dalam keadaan baik,” tutur Tasya.
Bisa Dikonversi
Sementara itu, Program Manager Scholar Reef Salsabil Nissa menuturkan, Scholar Reef merupakan program yang dirancang untuk kaum muda menggunakan pendekatan berbasis sains melalui kelas, pengalaman langsung dan menciptakan jaringan yang kuat.
“Kami memiliki Project Management Series dimana nanti mahasiswa bisa menyusun strategi, merancang dampak, melakukan perencanaan, melakukan pelaksanaan, melakukan penyusunan laporan proyek, kemudian mempresentasikan proyek,” tutur Salsabil.
Scholar Reef ini akan dimulai pada Januari dan berakhir pada Juni 2022. “Mahasiswa yang ingin mengikuti program ini bisa dikonversi SKS nya sesuai dengan program Kampus Merdeka,” ujar Salsabil.
Pembelajaran Scholar ini akan dilakukan secara online dan offline. Para mahasiswa ini juga akan diajak belajar langsung ke lokasi pembelajaran di Desa Pemuteran, Bali. (Bhakti)
Bagikan