Sekolah Gelar MPLS, Gubernur Jateng: Jangan Ada Perpeloncoan!

13 Juli, 2022 00:26 WIB

Penulis:Redaksi

Editor:Ida Gautama

11072022-Gub Jateng ttg PPDB.jpg
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (EDUWARA/jatengprov.go.id)

Eduwara.com, SEMARANG – Tahapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah tahun ajaran 2022/2023 usai. Saat ini beberapa sekolah telah memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau sebelumnya dikenal Masa Orientasi Siswa (MOS).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau pihak sekolah mengawasi penuh pelaksanaan MPLS. Ganjar tak ingin mendengar kejadian perpeloncoan dialami para siswa baru.

“Kita mau pengenalan, ya kenalkan terhadap situasi dan kondisi sekolah,” tegas Ganjar seperti dilansir Eduwara.com, Senin (11/7/2022) dari laman resmi Pemprov Jateng.

Di masa pengenalan tersebut, sambung Ganjar, siswa baru perlu diberikan motivasi yang membangun semangat belajar. Selain itu juga didorong untuk berprestasi.

“Agar semangat belajarnya konstan terjaga, bahkan ada keinginan atau motivasi untuk beprestasi,” kata dia.

Ganjar menegaskan, hal itu jauh lebih penting daripada cara-cara lama dengan model Ospek. Ganjar tidak ingin siswa baru menerima kekerasan atau semacamnya, seperti yang pernah terjadi pada masa lalu.

“Teriak, kekerasan, udah nggak zaman. Maka ini harus ditinggalkan!” tegas dia.

Menurut Ganjar, para siswa baru bisa dikenalkan pada persiapan menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang masih tak pasti.

“Siap-siap lebih kreatif lagi, mungkin Merdeka Belajar juga bisa diterapkan ke anak-anak yang sekolah menengah, sehingga mereka punya pengalaman dan itu jauh lebih penting dibanding kalau kita bicara model galak-galakan kayak era zaman saya dulu,” tandas dia.

Pemenuhan Kuota

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Uswatun Khasanah menambahkan, hingga kini pemenuhan kuota siswa masih berjalan. Saat ini, kata Uswatun, sudah 99 persen terpenuhi dari total 217 ribuan kuota siswa.

“Sisanya hari ini sudah dikeluarkan surat edaran pemenuhan sekolah kepada pemangku wilayah,” kata fia.

Imbauan juga disampaikan agar pemenuhan diprioritaskan bagi siswa dari keluarga tidak mampu. Kategori selanjutnya adalah dengan sekolah.

“Sekolah yang tidak terpenuhi sedikit sekali sekitar 0,75 persen, dan itu di pinggiran semuanya. Dalam waktu lima hari ke depan insya Allah semua nanti terpenuhi,” ujar dia.

Terkait MPLS, Uswatun juga telah mengimbau seluruh satuan pendidikan naungan Pemprov Jateng untuk tidak ada kegiatan perpeloncoan.

“Di dalamnya juga terintegrasi muatan antiradikalisme dan intoleransi. Jadi tidak ada (perpeloncoan), dan kita imbau jangan ada yang aneh-aneh,” tandas dia. (K. Setia Widodo/*)