Kampus
03 Februari, 2022 20:10 WIB
Penulis:M. Diky Praditia
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, SOLO -- Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo membuka penerimaan mahasiswa baru (PMB) jalur seleksi mandiri bagi calon mahasiswa yang berkebutuhan khusus. Hal ini merupakan salah satu upaya UNS sebagai kampus yang inklusif ramah disabilitas.
Kepala Pusat Studi Disabilitas (PSD) UNS Solo, Munawir Yusuf mengatakan sejak 2019 UNS sudah membuka jalur seleksi khusus tersebut. Model seleksi jalur khusus tersebut merupakan seleksi terbuka. Tidak ada batas kuota mahasiswa secara khusus.
"Pendaftar pada jalur ini kurang lebih 40 orang tiap tahun. Tahun 2020, kami (UNS, red) menerima 13 mahasiswa, tahun 2021 menerima 14 mahasiswa. Kami tidak mematok jumlah kuota mahasiswa disabilitas," kata Yusuf.
Penerimaan mahasiswa disabilitas ditentukan oleh ketersediaan kursi di setiap program studi (prodi) yang ada di UNS. Masing-masing prodi, maksimal menerima empat mahasiswa berkebutuhan khusus.
Tahun lalu, lanjut Yusuf, ada banyak calon mahasiswa disabilitas yang ingin masuk Prodi Pendidikan Luas Biasa (PLB), namun yang diterima hanya empat anak saja."Kalau semuanya diterima, nanti malah jadi eksklusif, bukan inklusif karena semua mahasiswanya disablitias," papar dia.
Untuk menyiapkan hal tersebut, PSD UNS bekerja sama dengan Prodi S1 PLB FKIP, S2 PLB Pascasarjana, dan Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) mengadakan pendidikan dan pelatihan dasar calon pendamping mahasiswa disablitias UNS, Selasa (2/2/2022).
Pelatihan tersebut terbagi dalam dua kelas. Kelas pelatihan bahasa isyarat dan kelas pelatihan orientasi dan mobilitas. Masing-masing kelas berjumlah 20 orang relawan yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai fakultas di UNS.
Pelatihan itu menggunakan pola 90 jam pelajaran dengan metode in-on-in. Kegiatan in ke-1 dilakukan selama 40 jam pelajaran dilaksanakan secara luring dari 2-15 Februari 2022. Kegiatan on the job learning dilakukan selama 47 jam pelajaran. Peserta mendapat tugas dan praktik langsung di lapangan.
Sedangkan kegiatan in ke-2 berupa kegiatan tatap muka akhir, yaitu melaporkan hasil prkatik lapangan dan ujian akhir selama tiga jam pelajaran.
"Peserta yang lolos dapat menjadi pendamping mahasiswa disablitias di fakultas masing-masing. Selain itu, peserta juga mendapatkan sertifikat yang dapat direkognisi sebagai kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," ujar Yusuf.
Yusuf menambahkan, pendampingan mahasiswa disablitias dilakukan mulai dari proses penerimaan mahasiswa baru, kegiatan perkuliahan luring dan daring, praktikum, KKN, sampai penyusunan skripsi atau tugas akhir.
Bagikan