logo

Sekolah Kita

Atasi Learning Loss, Disdik Solo Dorong Penerapan Kurikulum Merdeka

Atasi Learning Loss, Disdik Solo Dorong Penerapan Kurikulum Merdeka
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Solo, Abdul Haris Alamsyah. (Eduwara.com/M. Diky Praditia)
Redaksi, Sekolah Kita14 Februari, 2022 23:06 WIB

Eduwara.com, SOLO—Perubahan sistem pembelajaran akibat pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah kemerosotan pembelajaran (learning loss). Untuk mengatasi hal itu Disdik Solo mendorong sekolah menerapkan kurikulum merdeka.

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Abdul Haris Alamsyah mengungkapkan seluruh satuan pendidikan di Kota Solo mengalami kemerosotan pembelajaran. 

"Learning loss pasti ada. Kami juga prihatin terkait hal ini sejak awal diterapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) hinga sekarang," kata dia ketika diwawancarai Eduwara.com, Senin (14/2/2022) di ruang kerjanya.

Haris menuturkan, ketika awal pandemi, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah masih fokus kepada adaptasi terlebih dahulu. Setelah berjalan dua hingga tiga bulan, Disdik Solo mengumpulkan kepala sekolah untuk membahas mutu pendidikan.

Kualitas pendidikan ketika PJJ jelas tidak bisa menyamai saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Untuk itu yang bisa dilakukan adalah menyesuaikan kurikulumnya.

Kejar Ketertinggalan

Menurut Haris, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum pemulihan. Kurikulum tersebut sedikit demi sedikit memungkinkan mengejar ketertinggalan akibat learning loss.

"Terus terang semua sekolah kami dorong menerapkan Kurikulum Merdeka. Sebenarnya kurikulum itu sudah diterapkan di sekolah penggerak. Adapun muatan dan tujuan kurikulum tersebut yaitu mengurangi dampak learning loss," jelas Haris.

Haris menilai jika sekolahan masih menggunakan Kurikulum 2013, walau dengan penyesuaian sekalipun, hasilnya akan tetap berbeda. Perbedaan itu disebabkan sistem yang diterapkan masing-masing kurikulum.

Sistem yang digunakan Kurikulum Merdeka bertujuan agar anak-anak mengejar ketertinggalan pembelajaran akibat learning loss.

"Di sekolah penggerak sudah ada peningkatan pemulihan akibat learning loss, karena ada sistem pembelajaran digital di Kurikulum Merdeka. Tanpa PTM pun, mereka bisa mengejar ketertinggalan pembelajaran," ujar Haris.

Terlebih lagi, sambung Haris, pelaksanaan PTM yang ditambah dengan program project based learning. Program itu memungkinkan siswa tidak hanya belajar teori, namun juga secara praktik.

"Project based learning menjadikan siswa lebih aktif. Dengan satu proyek, siswa bisa mempelajari berbagai mata pelajaran. Dengan demikian pemulihan ketertinggalan bisa dikejar," tambah Haris.

Dia yakin jika Kurikulum Merdeka diterapkan di seluruh satuan pendidikan Kota Solo, secara perlahan bisa mengejar ketertinggalan akibat learning loss. (K. Setia Widodo)

Editor: Riyanta

Read Next