Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JAKARTA – Implementasi Kurikulum Merdeka di satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menguatkan kembali pentingnya bermain bermakna dan kegiatan berbasis buku bacaan anak sebagai salah satu strategi penguatan literasi dini dan karakter.
Hal tersebut disampaikan Perwakilan Pusat Kurikulum Pembelajaran, Rizki Maisura dalam Webinar Selasa Seru: Sosialisasi dan Impelementasi Kurikulum Merdeka di Satuan PAUD, Selasa (12/4/2022). Acara itu diselenggarakan Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Kemendikbudristek melalui zoom dan siaran langsung Youtube Guru PAUD Dikmas.
"Setiap satuan memiliki kemerdekaan untuk memilih metode yang dirasa paling sesuai untuk diterapkan. Sehingga silakan masukkan sebanyak-banyaknya kekayaan daerah dan satuan masing-masing. Dengan catatan metode yang diterapkan harus memberikan pengalaman menyenangkan dan bermakna bagi anak," kata dia.
Lebih lanjut, terdapat perbedaan dalam struktur kurikulum di satuan PAUD yaitu adanya dua kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai kemampuan yang terdapat dalam Capaian Pembelajaran (CP) fase fondasi. Intisarinya yaitu bermain bermakna sebagai perwujudan Merdeka Belajar Merdeka Bermain.
CP fase fondasi terdiri atas tiga elemen yang diajarkan secara terpadu dalam kegiatan bermain-belajar yakni nilai agama dan budi pekerti; jati diri; dan dasar-dasar literasi, matematika, sains, teknologi, rekayasa, dan seni.
Menurut Rizki, tiga elemen tersebut adalah peleburan dari aspek perkembangan. Serta kemampuan yang perlu dirumuskan guna peserta didik siap belajar, aspek perkembangan yang lebih optimal, dan mampu melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
Adapun projek penguatan pelajar Pancasila merupakan salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka yang menggunakan model project based learning. Proyek tersebut memungkinkan anak belajar dan meningkatkan awareness dari apa yang ada di lingkungannya.
"Tema-tema proyek penguatan profil pelajar Pancasila masih dibuat oleh pemerintah. Jadi ada tema-tema utama yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Kalau di PAUD mengambil tema yang terkait dengan menyayangi bumi, kearifan lokal, persatuan, juga rekayasa teknologi," kata dia.
Lebih lanjut, kegiatan pembelajaran perlu ditunjang dengan penggunaan sumber-sumber belajar yang nyata dan ada di lingkungan anak. Sumber belajar yang tidak nyata bisa dibantu dengan dukungan teknologi maupun buku bacaan anak.
Penguatan profil pelajar Pancasila di PAUD bisa memanfaatkan konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional atau internasional. Alokasi waktu pembelajaran di satuan PAUD usia 4-6 tahun sebaiknya tidak kurang dari 900 menit per pekan, sedangkan usia 3—4 tahun sebaiknya tidak kurang dari 360 menit per pekan. (K. Setia Widodo)