Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO – Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berkualitas memerlukan kerja sama lintas sektor demi megoptimalkan potensi anak didik.
Demikianlah yang disampaikan salah seorang pemateri Sosialisasi dan Advokasi Kebijakan Pemerintah Terkait Penyelenggaraan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD HI), Rizka Dwipayani Setiyakso pada Rabu (7/9/2022) di Aula Lantai 2 Korwil II Disdik Kota Solo.
Rizka melansir penelitian Harvard University, yang mencatat bahwa 90 persen perkembangan otak anak terbentuk pada lima tahun pertama usianya, sedangkan 10 persen sisanya terbentuk setelah usia lima tahun.
Dengan demikian, menurutnya, anak perlu diberi stimulasi yang optimal dalam rentang waktu yang terbatas itu. Apalagi setelah anak berusia 14 tahun akan terjadi pemangkasan sel otak.
"Oleh karena itu waktu kita tidak banyak. Hanya lima tahun saja untuk sebuah program besar mengembangkan 90 persen kapasitas otak anak. Dan ingat, tidak ada program kejar paket Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)," ujar dia yang juga guru TK Alquran Terpadu Bintangku Solo itu.
Dia menambahkan, guna mendukung pesatnya proses perkembangan otak anak pada periode emas itu, perlu tersedia pelayanan PAUD yang berkualitas. Satuan PAUD perlu memiliki lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mampu memfasilitasi anak agar dapat berkembang dengan utuh.
"Jadi bukan hanya separuh yang berkembang. Bukan hanya aspek akademis maupun tubuh yang bertambah tinggi. Namun seluruhnya yang berkembang," tegas dia.
Rizka melanjutkan, dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 terdapat dua titik tekan yang menunjukkan PAUD yang berkualitas. Keduanya ialah kualitas proses pembelajaran dan pengelolaan satuan pendidikannya.
"Oleh karena itu, ketika berbicara mengenai PAUD berkualitas tidak lagi sebatas besarnya gedung, mainan yang lengkap, dan taman bermain yang luas. Namun PAUD berkualitas adalah yang memperhatikan kualitas proses pembelajaran dan pengelolaannya," tambah dia.
Dua titik tekan itu dibagi menjadi empat elemen. Pertama, kualitas layanan proses pembelajaran yang merupakan ranah dari para guru. Kedua, kemitraan dengan orang tua yang berupa hubungan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua anak untuk kesinambungan stimulasi baik di sekolah maupun di rumah.
Ketiga, memantau pemenuhan layanan esensial anak usia dini. Misalnya kesehatan gizi, perlindungan, pengasuhan, dan kesejahteraan. Keempat ialah kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya yang menjadi ranah kepala satuan pendidikan untuk perbaikan pembelajaran, keamanan, keselamatan, dan inklusifitas.
"Masing-masing elemen itu memiliki bobot seperempat. Bobot tersebut cukup berkontribusi untuk menyukseskan PAUD yang berkualitas. Sehingga bisa dibayangkan apabila seperempatnya hilang, tidak akan mudah mencapai target sebagai PAUD yang berkualitas," ungkap dia.
Lebih lanjut, PAUD yang berkualitas tidak hanya menyediakan layanan pendidikan saja. Namun juga dapat memantau dan mendukung perkembangan anak secara utuh. Penyediaan layanan esensial dapat dipenuhi melalui kerja sama lintas sektor dan pemangku kepentingan yang terkait.
"Jadi garis besarnya adalah lintas sektor. Dalam melaksanakan projek besar mengembangkan 90 persen otak anak dalam waktu yang terbatas, kita tidak bisa berjuang sendiri, perlu kerja sama lintas sektor," kata dia. (K. Setia Widodo)