logo

Idea

Peringatan Hari Kartini, Menteri PPPA : Ketimpangan Laki-laki dan Perempuan Masih Ada

Peringatan Hari Kartini, Menteri PPPA : Ketimpangan Laki-laki dan Perempuan Masih Ada
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga dalam talkshow Peringatan Hari Kartini yang digelar secara hybrid oleh Lions Clubs International Multi District 307 bersama Kementerian Pemberdayaan Perempan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia seperti disimak Eduwara.com, di kanal YouTube Kementerian PPPA, Kamis (21/4/2022). (Eduwara/Bhakti)
Bhakti Hariani, Idea21 April, 2022 14:36 WIB

Eduwara.com, JAKARTA - Momentum Hari Kartini diperingati sebagai bentuk penghormatan kepada Kartini yang telah berjuang untuk mendapatkan kesetaraan hak perempuan dan laki-laki. Sayangnya, pada 2022, ketimpangan antara laki-laki dan perempuan nyata masih ada.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga dalam talkshow Peringatan Hari Kartini yang digelar secara hybrid oleh Lions Clubs International Multi District 307 bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia seperti disimak Eduwara.com di kanal YouTube Kementerian PPPA, Kamis (21/4/2022).

Berdasarkan data yang dirangkum oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kenaikan pada masing-masing indeks, terlihat dari capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2020 sebesar 71,94 menjadi 72,29 pada 2021, sedangkan capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia 2020 sebesar 91,06 yang meningkat pada 2021 menjadi 91,27, dan untuk capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indonesia 2019 sebesar 75,24 yang naik menjadi 75,57 pada 2020. 

Bintang mengatakan jika melihat dari data dan indeks tersebut, meskipun secara rata-rata sudah menunjukkan kenaikan setiap tahunnya, angka tersbut masih menggambarkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. 

Hal tersebut menunjukkan kesetaraan gender dan posisi perempuan masih tertinggal secara aksesibilitas, persamaan peran dalam pembangunan, hingga belum menerima manfaat pembangunan yang sama dengan laki-laki. 

“Kita ketahui bersama, Kartini merupakan salah satu pahlawan yang tanpa lelah memperjuangkan emansipasi perempuan. Perempuan harus mendapatkan pendidikan, wawasan, dan diberikan kesempatan untuk berkarir di ranah publik,” ujar Bintang.

Diungkap Bintang, perempuan memiliki potensi yang luar biasa, tidak bisa dipandang sebelah mata, dan tidak bisa ditempatkan hanya sebagai warga kelas dua. “Perempuan sejajar sebagai mitra dalam konteks apapun,” kata Bintang.

Kesenjangan dan bias gender, lanjut Bintang, membutuhkan perjuangan untuk dihapuskan. 

“Maka dari itu, pengarusutamaan gender di setiap sektor pembangunan menjadi tugas dan tujuan kita bersama, baik laki-laki maupun perempuan itu sendiri. Memperjuangkan kesetaraan gender tidak berarti mendorong perempuan menjadi sama dengan lelaki, melainkan mendobrak stigma-stigma yang masih meminggirkan posisi perempuan dan memberikan kesempatan seadil-adilnya,” paparnya. 

Bintang juga mengajak perempuan Indonesia untuk membangun Indonesia yang lebih baik dan sejahtera dan mewujudkan dunia yang setara bagi perempuan dan laki-laki, dimana perempuan kuat, mandiri dan berdaya untuk kesejahteraan. 

“Selamat Hari Kartini saya ucapkan kepada seluruh perempuan Indonesia yang tidak pernah absen ambil bagian dalam perjuangan mencerdaskan bangsa, memberdayakan sesama, dan meneruskan nilai-nilai luhur, serta perjuangan Ibu Kartini,” pungkas Bintang. 

Read Next