Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA—Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan PT Solusi bangun Indonesia (SBI) mengembangkan alat penyaring udara berbasis tanaman mikroalga yang sekaligus merupakan instalasi karya seni.
Direktur Tim Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi Mikroalga Pusat Studi Energi (PSE) UGM Arief Budiman mengatakan instalasi seni dan teknologi ini diberi nama Algae TechnoArt.
"Karya ini berupa photo-bioreaktor mikroalga. Mikroalga adalah tanaman mikro yang saat ini dikembangkan UGM untuk pembuatan biosolar dan bioavtur bahan bakar pesawat," katanya, Senin (22/11/2021).
Alat ini berfungsi untuk menghasilkan biomassa mikroalga, juga berfungsi untuk menyerap CO2 yang ada di udara. "Saat ini satu instalasi telah dipasang di salah satu anak perusahaan PT SBI di Jakarta," kata Arief.
Di bidang pangan, Arief mengatakan tanaman mikroalga ini memiliki kandungan nutrisi beragam mulai dari protein yang tinggi, omega 3, senyawa anti kanker dan komponen aktif lain yang bisa dijadikan sebagai super food.
Rektor ISI Yogyakarta M. Agus Burhan menyambut baik pengembangan Algae TechnoArt tim UGM. Tidak hanya bersifat seni kontemporer, namun alat ini juga mengandung muatan teknologi proses. "Saya kira ini karya pertama di Indonesia, yang memadukan seni dan teknologi proses," ujarnya.
Ia menambahkan Algae Techno Art merupakan karya yang unik dan mengandung makna untuk memberi semangat perlunya mengatasi isu-isu energi terbarukan, ketahanan pangan, dan global warming.
Sementara itu, Direktur Manufacturing PT SBI Lilik Unggul Raharja mengatakan pihaknya mendukung berbagai langkah dalam mengurangi emisi CO2 di Indonesia. Salah satunya adalah dengan pemasangan Algae TechnoArt perusahaannya, yang rencananya akan lebih dari satu unit.
"D alam hal penyerapan CO2 [instalasi ini] setara dengan empat pohon akasia yang berumur 4 tahun. Tentu saja ini cocok dipasang ditempat yang menjadi sumber emisi CO2," ungkapnya.