Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO – Siswa-siswi kelas I Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nur Hidayah Solo belajar menjadi petani di selasar kelas, Senin (29/8/2022). Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pacasila (P5) dengan tema Kearifan Lokal.
Koordinator Kegiatan P5 Kelas I, Wulansari menyampaikan bahwa Indonesia terkenal dengan negara agraris yang gemah ripah loh jinawi.
"Salah satu produk yang dihasilkan ialah kebutuhan pokok berupa beras. Hasil pertanian di Indonesia yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Beras dapat diolah menjadi berbagai makanan tradisional Indonesia yang sangat beragam dan lezat rasanya," terang Wulansari dalam siaran pers yang diterima Eduwara.com, Senin (29/8/2022).
Kegiatan tersebut diawali dengan meneguhkan karakter beriman bertakwa dan berakhlak mulia melalui doa bersama pada pagi hari, mendoakan teman yang sedang sakit, cek aktivitas pagi di rumah, dan menghafal beberapa surah dalam juz amma.
Selanjutnya, mereka berlatih bernalar menemukan informasi dan berpikir kritis dengan mengeksplorasi tayangan video tentang kesuburan alam Indonesia. Terdapat juga beberapa perlengkapan bertani seperti caping, baju lurik khas petani, dan juga satu ikat padi yang masih segar.
Melalui tayangan video, diharapkan para siswa mengetahui bagaimana tanaman padi bisa tumbuh hingga menghasilkan padi. Selain itu mereka juga bisa mengetahui perlengkapan-perlengkapan secara langsung melaui media pembelajaran dan penjelasan dari guru.
Menurut Wulansari, melalui kegiatan P5 bisa menjadi sarana refleksi diri bagi para siswa.
"Siswa lebih bersyukur dan berterima kasih kepada petani. Mencintai produk pertanian yang lebih menyehatkan daripada makanan instan. Tentunya juga sikap tidak memubadzirkan makanan dalam keseharian," ujar dia.
Salah seorang siswa, Irvan Fathul Ulum mengatakan melalui kegiatan tersebut dirinya bisa mengetahui tanaman padi dan memegang bulir padi secara langsung.
"Sangat senang dapat mengikuti pembelajaran P5 pagi ini. Jadi tahu tanaman padi dengan diberi kesempatan untuk memegang bulir-bulir padi yang masih muda. Apalagi tadi seakan menjadi petani sungguhan dengan mengenakan caping dan kostum petani,” ungkap dia yang juga siswa kelas IB itu.
Irvan menambahkan, dengan mengikuti kegiatan tersebut menjadikan dirinya untuk lebih bersyukur dan berterima kasih kepada para petani.
“Jasa petani sangatlah besar, mulai dari mengolah sawah, menanam, memupuk, menyiangi, memanen. Hingga padi menjadi gabah, gabah menjadi beras," tambah dia. (K. Setia Widodo/*)