logo

Kampus

Bisnis Digital, Prodi Baru Unesa Masuk 10 Besar Pendaftar Terbanyak SNMPTN dan UTBK-SBMPTN

Bisnis Digital, Prodi Baru Unesa Masuk 10 Besar Pendaftar Terbanyak SNMPTN dan UTBK-SBMPTN
Program studi (prodi) S1-Bisnis Digital, yang bernaung di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) masuk dalam 10 besar prodi dengan pendaftar terbanyak, baik di jalur SNMPTN maupun UTBK-SBMPTN Unesa Tahun 2022. Prodi yang baru dibuka pada 23 April 2021 ini menduduki peringkat kesembilan dengan pendaftar terbanyak pada SNMPTN. Sedangkan pada jalur UTBK-SBMPTN, prodi ini diminati 1.746 pendaftar dan menduduki peringkat keempat setelah prodi Ilmu Komunikasi, Manajemen dan Psikologi. (EDUWARA/Humas Unesa)
Redaksi, Kampus21 April, 2022 01:28 WIB

Eduwara.com, SURABAYA – Program studi (prodi) S1-Bisnis Digital, yang bernaung di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) masuk dalam 10 besar prodi dengan pendaftar terbanyak, baik di jalur SNMPTN maupun UTBK-SBMPTN Unesa Tahun 2022. Padahal prodi ini terhitung anyar karena baru dibuka pada 23 April 2021.

Tingginya peminat prodi Bisnis Digital, menurut Wakil Rektor Bidang Akademik Unesa Bambang Yulianto, benar-benar di luar dugaan. Pada jalur SNMPTN, prodi ini menduduki peringkat kesembilan dengan pendaftar terbanyak. Sedangkan pada jalur UTBK-SBMPTN, prodi ini diminati 1.746 pendaftar dan menduduki peringkat keempat setelah prodi Ilmu Komunikasi, Manajemen dan Psikologi. 

"Pendaftar di prodi baru ini cukup luar biasa. Ada kecenderungan peserta atau masyarakat melihat tren kompetensi ke depan dan prodi mana yang dibutuhkan serta sesuai dengan minat dan bakat para pendaftar," kata Bambang Yulianto, seperti dilansir dalam laman resmi Unesa, Selasa (19/4/2022).

Kaprodi Bisnis Digital, Hujjatullah Fazlurrahman, mengatakan prodi Bisnis Digital bukan hanya baru di Unesa namun juga menjadi prodi terbaru dan pertama di Jawa Timur. Pendirian prodi itu dilatarbelakangi banyak faktor, termasuk kebutuhan sekaligus tuntutan perubahan.

Jawa Timur, khususnya Surabaya, lanjut Hujjatullah, merupakan salah satu pusat manufaktur, ritel dan UMKM terbesar di Indonesia yang mulai beralih ke platform digital. Hal ini menjadi faktor pendorong dirumuskannya kebutuhan program studi Bisnis Digital di Unesa.

Profil Lulusan

Prodi tersebut diharapkan dapat melengkapi soft dan hard skills yang dibutuhkan era Industri 4.0. Sebagaimana hasil riset LinkedIn tahun 2020, bahwa skill yang dibutuhkan di era ini yaitu kreativitas dan inovasi sebagai soft skills dan cloud computing, blockchain, UX design, analisis bisnis berbasis big data, digital marketing, manajemen start-up dan kewirausahaan digital sebagai hard skills.

Dari kebutuhan itu, profil lulusan Bisnis Digital Unesa yaitu menjadi analis data, analis fintech, technopreneur (wirausahawan digital), manajer pemasaran digital, manajer pengembangan bisnis, dan konsultan bisnis digital. 

"Harapannya, prodi Bisnis Digital menghasilkan lulusan yang siap pakai dalam mendukung ekonomi digital di sektor manufaktur, ritel dan UMKM di kawasan Indonesia Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya," paparnya.

Menurut Hujjatullah, ada banyak peluang mahasiswa setelah lulus nanti. Pertama, wirausaha muda di bidang bisnis digital. Wirausahawan muda bisnis digital yang mampu memanfaatkan perkembangan teknologi mutakhir untuk dioptimalkan sebagai basis dalam mengembangkan atau pengembangan usaha.

Kedua, konsultan Bisnis Digital. Konsultan bisnis digital yang mampu mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi berdasar atas data-data agar manajemen organisasi atau institusi di bidang bisnis digital dapat beroperasi dengan lebih efisien dan efektif, serta dapat mengembangkan bisnisnya.

Ketiga, profesional Pemasaran Digital. Profesional pemasaran digital yang mampu mengevaluasi teknologi, aplikasi, dan trend IT yang sedang berkembang serta memberikan pemikiran dan perspektif untuk mengadopsi teknik pemasaran online yang tepat. 

"Selain itu tentu masih banyak lagi, karena ke depan peluang semakin terbuka di segala sektor," ujarnya. (*)

Read Next