logo

Kampus

Kaylah, Siswi SMA IT Nur Hidayah Raih Golden Tiket IPB, Bagaimana Perjuangannya?

Kaylah, Siswi SMA IT Nur Hidayah Raih Golden Tiket IPB, Bagaimana Perjuangannya?
Siswi SMA IT Nur Hidayah Sukoharjo, Kaylah Ziyadah peraih golden tiket IPB. (Eduwara.com/Istimewa. Dok. Youtube Nur Hidayah TV)
Redaksi, Kampus17 Januari, 2022 21:20 WIB

Eduwara.com, Sukoharjo—Keuletan dan kegigihan siswi SMA IT Nur Hidayah Sukoharjo, Kaylah Ziyadah, dalam mengikuti program Future Agile Leader Program (FALP) berbuah manis. 

Setelah mengikuti berbagai seleksi, di antaranya inovasi pengembangan UMKM dan program sosial pengabdian masyarakat, Kaylah akhirnya mendapatkan golden ticket masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) tanpa tes. 

Tekat dan kemapuan yang dimilikin Kaylah membuat siswa itu berhasil masuk lima besar program Future Agile Leader Program (FALP). Program itu diselenggarakan oleh alumni IPB. 

Awalnya, program tersebut diikuti oleh ketua organisasi atau ekstrakurikuler SMA sederajat di Indonesia. Kaylah mengatakan, program itu diikuti sebanyak 1.000 peserta dari berbagai SMA di Indonesia. Kemudian dilakukan seleksi secara bertahap.

"Akhirnya lima orang dinobatkan sebagai best young leader dan berhak mendapatkan golden tiket masuk IPB tersebut," terang Kaylah saat dihubungi Eduwara.com, baru baru ini.

Program Inisiasi

Diungkapkan Kaylah seleksinya terdiri dari beberapa rangkaian. Antara lain, pembuatan video, tugas kelompok, dan membuat program sosial. Pada seleksi tahap pertama, seluruh peserta membuat video public speaking. Dari seleksi tersebut diambil 200 peserta terbaik. 

Siswi SMA IT Nur Hidayah, Kaylah Ziyadah saat di IPB. (Eduwara.com/ Istimewa. Dok. Kaylah Ziyadah)

 

Sebanyak 200 siswa yang tersisa kemudian dibagi kelompok untuk membuat program inisiasi. Total terdapat 20 kelompok, tiap kelompok berjumlah 10 siswa.

"Di tahap ini, kelompok saya diberi tugas dengan topik ekonomi. Lalu kami membuat platform penjualan secara online untuk UMKM yang ada di sekitar daerah kami. Platform yang kami gunakan saat itu sepeti Tiktok, Instagram, dan Website," kata dia.

Setelah di tahap program inisiasi kelompok, dirinya termasuk dalam 30 perserta yang lolos ke tahap selanjutnya. Masing-masing peserta diberi tugas untuk melakukan program sosial berupa pengabdian masyarakat di sekitar tempat tingalnya. 

"Saya membuat projek sosial bernama Edukasih. Program pendampingan belajar non-formal untuk anak usia TK dan SD," tutur siswa Kelas XII IPA tersebut.

Anak-anak TK dan SD mengikuti program Edukasih yang dicanangkan Kaylah Ziyadah. (Eduwara.com/Istimewa. Dok. Kaylah Ziyadah)

 

Dalam program Edukasih tersebut, Kaylah mengajar pengetahuan dasar numerik, bahasa inggris dan arab, kreatifitas, serta agama Islam. Sementara ini, program Edukasih masih dilaksanakan di Musala Wahyu Kartasura, Sukoharjo.

Kaylah menambahkan, dirinya memilih membuat program Edukasih karena selama pandemi, pembelajaran siswa terbatas. Anak-anak lebih belajar di rumah, mereka dibatasi belajar di sekolah. Sehingga anak-anak kurang minat belajar dan sedikit mendapatkan pembelajaran.

"Selain itu, saya melihat teman-teman pelajar lain sangat berminat dan bersemangat untuk menjadi sukarelawan mengajar. Mereka ingin ikut berkontribusi di masyarakat," imbuh dia.

Melalui program FLAP itu, ia bersyukur karena telah mendapatkan pengalaman berharga. Ia banyak belajar bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang dipilihnya.

"Saya juga berharap, semoga Edukasih tetap berjalan. Ke depannya dapat menebarkan kebaikan lebih besar dan lebih baik kepada masyarakat," ujar Kaylah menutup wawancara. (M. Diky Praditia)

Editor: Riyanta

Read Next