logo

Kampus

Latih ABK Kenali Emosi, Dosen Psikologi UNS Rancang Media 'Emotional Activities'

Latih ABK Kenali Emosi, Dosen Psikologi UNS Rancang Media 'Emotional Activities'
Pelatihan Emotional Activities kepada ABK oleh dosen Psikologi UNS yang tegabung dalam Riset Group Behavioral Science & Public Policy. (EDUWARA/Humas UNS Solo)
Redaksi, Kampus20 Juli, 2022 23:33 WIB

Eduwara.com, SOLO – Dosen Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang tergabung dalam Riset Group Behavioral Science & Public Policy memberikan media Emotional Activities sebagai media melatih Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam mengenal dan meregulasi emosi.

Pelatihan tersebut melibatkan 18 ABK dengan diagnosis beragam, seperti gangguan autis, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), ADD (Attention Deficit Disorder), retardasi mental, slow learner, gangguan perilaku, cerebral palsy, dan lain sebagainya.

Ketua Grup Riset, Rahmah Saniatuzzulfa, mengatakan pelatihan menyasar pada upaya pengenalan dan regulasi emosi bingung, takut, sedih, marah, dan cemas. Kelima emosi tersebut ditentukan dengan merujuk pada asesmen yang dilakukan sebelum program pelatihan ini dirancang.

“Dengan asesmen yang dilakukan pada klien ini, didapati tiga hal yang paling mendasar, yaitu kekurangan atau ketidakmampuan klien, kelebihan atau potensi diri klien, serta kebutuhan klien,” ujar Rahmah seperti dilansir Eduwara.com, Rabu (20/7/2022) dari laman resmi UNS Solo.

Setelah asesmen, sambung dia, dilakukan perancangan instrumen pengenalan dan pelatihan emosi yang bersumber dari beberapa literatur terkait regulasi emosi pada anak. Instrumen tersebut diberi nama Emotional Activities yang terdiri dari video pembelajaran emosi, buku cerita emosi bergambar, lembar aktivitas emosi, dan permainan interaktif (boardgame) emosi.

Rahmah menambahkan, pelatihan regulasi emosi dilatarbelakangi oleh sebagian orang yang masih salah dalam mendefinisikan emosi sebagai suatu hal yang negatif. Padahal emosi seharusnya diartikan sebagai hadirnya suatu perasaan ketika seseorang terlibat dalam suatu interaksi tertentu, yang kemudian memunculkan kecenderungan suka atau tidak suka terhadap situasi tersebut, sehingga termanifestasi dalam beberapa perilaku.

Dalam pelaksanaan pelatihan, ABK dibimbing langsung oleh tiga asisten lapangan yang merupakan mahasiswa Psikologi UNS dengan supervisi Ketua Riset Group Behavioral Science & Public Policy, Psikolog, dan terapis untuk melakukan pendampingan serta memberikan pertanyaan yang sifatnya memeriksa pemahaman.

Pelatihan regulasi emosi berlangsung dengan antusiasme yang cukup tinggi, sehingga efektivitas penyampaian esensi dari pelatihan ini dinilai efektif. Hal tersebut ditunjukkan dengan peserta pelatihan menjawab beragam probing terkait materi pelatihan emosi dengan tepat, bahkan dapat mencontohkan ekspresi dari kelima emosi tersebut sekaligus menunjukkan bagaimana cara meregulasi hadirnya kelima emosi itu.

“Media ini merupakan suatu pendekatan yang efektif dalam mengajarkan dan membimbing anak berkebutuhan khusus untuk mengenal, memahami, mengekspresikan emosi, serta meregulasikan atau mengelola emosinya dengan cara-cara yang baik dan tepat, tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain,” jelas Rahmah. (K. Setia Widodo/*)

Read Next