logo

EduBocil

Sekolah Sehat Harus Memiliki Air Minum dan Sanitasi yang Aman

Sekolah Sehat Harus Memiliki Air Minum dan Sanitasi yang Aman
Praktisi Air Minum dan Sanitasi, Basah Hernowo, dalam Webinar Kelola Air Tanahku Demi Kelestarian Generasi Kita oleh Direktorat Sekolah Dasar, Selasa (22/3/2022). (You Tube Ditpsdtv)
Redaksi, EduBocil22 Maret, 2022 20:48 WIB

Eduwara.com, JAKARTA – Data dalam Buku Profil Sanitasi Sekolah 2022 menyebutkan satu dari lima Sekolah Dasar (SD) di Indonesia tidak memiliki sarana air yang layak, dengan rincian 20 persen tidak memiliki akses air dan 80 persen memiliki akses air dasar. SD di daerah perkotaan memiliki akses dasar sarana air yang jauh lebih tinggi yakni 91 persen, sedangkan daerah pedesaan hanya 74 persen.

Hal itu dipaparkan praktisi Air Minum dan Sanitasi, Basah Hernowo, dalam Webinar Kelola Air Tanahku Demi Kelestarian Generasi Kita, Selasa (22/3/2022). Webinar itu diselenggarakan oleh Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan disiarkan langsung melalui You Tube Ditpsdtv.

"Inilah yang kita hadapi. Tidak semua SD memiliki sarana air yang layak. Jangankan aman, layak saja belum. Kebetulan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang memiliki akses dasar tertinggi pada sarana air minum. Namun pertanyaannya apakah air minum SD Dasar sudah aman atau belum. Hal ini perlu survei secara langsung," kata dia.

Menurut Basah Hernowo, jendela pembangunan suatu negara bisa dilihat dari dua hal. Pertama, Puskesmas atau sarana kesehatan yang baik. Hal tersebut biasanya menunjukkan bangsa yang baik, misalnya Singapura. Kedua, sarana prasarana sekolah yang baik.

Lebih lanjut, ada tujuh faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu kecerdasan, belajar, sikap, kegiatan, emosi dan sosial, lingkungan, dan guru.

"Kita memiliki kewajiban untuk mengangkat ketujuh hal tersebut untuk lebih maju lagi. Salah satunya dengan menyediakan air minum yang aman di tingkat SD. Inilah yang menjadi konsen kami," jelas dia.

Mempengaruhi Kondisi Anak

Ketersediaan air minum yang aman terkait dengan kondisi anak usia SD. Tubuh anak terdiri dari 75 persen air, kemudian air sangat penting untuk kemajuan tubuh dan perkembangan pemikiran anak.

Selain itu, air diperlukan agar anak bisa fokus, merasa tenang, bisa konsentrasi, serta mudah berfikir.

"Jika anak sudah dehidrasi, maka mereka tidak bisa konsentrasi dan selalu gelisah. Air juga memberi energi dan kekuatan otak yang membantu proses belajar lebih mudah dan baik," ujar dia.

Ketika anak kekurangan air, dampak yang ditimbulkan adalah menurunnya performa fisik. Biasanya daya otot akan berkurang, cepat lelah, suhu tubuh meningkat, dan motivasi menurun. Kemudian menurunnya kognitif seperti tidak waspada hingga delirium.

Menurut dia, sekolah yang sehat harus memiliki sarana prasarana air minum dan sanitasi yang aman. Artinya, memenuhi persyaratan untuk bisa diminum maupun digunakan.

Prestasi anak ternyata bukan hanya dipengaruhi oleh makanan yang memenuhi empat sehat lima sempurna. Namun juga dipengaruhi kecukupan air minum aman yang dikonsumsi saat di sekolah.

"Kita tidak sadar jika anak merasa haus, mereka bingung mau minum di mana. Memang di sekolah ada air namun tidak siap minum. Jadi ini yang harus kita ubah. Pada saat menyediakan air di SD, bukan hanya memenuhi kebutuhan sanitasi saja, tetapi juga kebutuhan menyediakan air yang aman untuk diminum," tegas dia. (K. Setia Widodo)

Read Next