logo

Kampus

UGM Beri Pendampingan Industri Kreatif Pertanian dan Pariwisata di Bantul dan Kulon Progo

UGM Beri Pendampingan Industri Kreatif Pertanian dan Pariwisata di Bantul dan Kulon Progo
Rektor UGM Ova Emillia dan Bupati Bantul Halim Abdul Muslih saat penandatanganan kerja sama, Kamis (27/10/2022). Selain Bantul, UGM juga memberikan pendampingan pengembangan usaha bagi industri rumahan di Kulonprogo. (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus29 Oktober, 2022 01:48 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Universtas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meneken kerja sama pendampingan industri kreatif pertanian dan pariwisata di Bantul serta Kulon Progo.

Di Bantul, UGM bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam dalam peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia pada bidang usaha kreatif, pariwisata dan pertanian.

Rektor UGM Ova Emillia, Kamis (27/10/2022) menyebut keberadaan kerja sama ini sebagai wujud sumbangsih UGM dalam membantu percepatan pembangunan di DIY, terutama dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

"Kami menyadari sebuah institusi tidak bisa berjalan sendiri tanpa ada kerja sama dengan mitra. Sehingga kerja sama dengan pemda, NGO dan industri sangat kita galakkan," ujar Ova Emilia.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyebut kerja sama ini diperlukan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan bagi pelaku industri industri kreatif, pertanian dan pariwisata.

"Kita memiliki sentra industri kreatif berbasis komunitas atau rakyat seperti kerajinan anyaman bambu di Muntuk, kerajinan kulit di Manding, gerabah Kasongan dan industri kreatif perak di Singosaren," kata Halim.

Di bidang pertanian, lanjut Halim, komoditas bawang merah dari Bantul mampu memenuhi 60 persen kebutuhan bawang merah DIY.

Demikian juga bidang pariwisata, di mana terdapat 47 objek wisata yang setiap tahun mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Rp 33 miliar.

"Kita ingin kawasan pantai selatan nantinya ditata sedemikian rupa untuk menjadi teras depan DIY," lanjut Halim.

Sedangkan di Kulon Progo, Fakultas Teknologi Pertanian UGM bersama Pemkab Kulon Progo menjalin kerja sama dalam pengembangan usaha industri rakyat di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo.

"Ini merupakan tahun kelima pengabdian kami di sini. Kita fokus memberikan pendampingan bagi 32 industri rumahan yakni usaha industri tahu, usaha rempeyek, usaha bakmi, tempe gembus, dan tempe kedelai," kata Dosen FTP UGM Jumeri M Wikarta.

Dalam prosesnya, tim membantu pelaku usaha meningkatkan sisi kehigienisan produk makanan dan pemasaran secara online.

Jumeri menyebut saat ini baru 11 pemilik usaha yang mulai menggunakan bantuan teknologi informasi.

"Pemilik usaha yang menggunakan e-commerce hanya ada 1 dan pemilik usaha yang menggunakan aplikasi sosial media hanya 10 orang," katanya.

Read Next