Kampus
06 September, 2022 23:50 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA - Lewat perkuliahan terbuka, mahasiswa baru Universitas Widya Mataram Yogyakarta (UWMY) diingatkan tentang pentingnya penguasaan pengetahuan bersanding dengan teknologi dan pendidikan karakter.
Orientasi mahasiswa baru (Osmaba) UWMY tersebut diselenggarakan selama tiga hari sejak Selasa (6/9/2022) sampai Rabu (7/9/2022) di Kampus Terpadu baru di Gamping, Sleman.
Dalam kuliah terbuka, mahasiswa mendapatkan pemaparan materi dari Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Amin Abdullah, yang membahas Interelasi Agama, Ilmu Dan Budaya Upaya Meneguhkan Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
Pada kesempatan tersebut, Rektor UWMY, Edy Suandi Hamid juga mengingatkan kepada mahasiswa baru bahwa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa diintegrasikan dengan nilai-nilai dari pendidikan karakter hasilnya berdampak kontraproduktif, yaitu tidak membawa manfaat. Sebaliknya, ilmu pengetahuan yang dimiliki bisa lebih membawa keburukan atau madharat.
"Orang dibilang hebat kompetensinya, keterampilannya, tetapi implementasinya tanpa karakter atau karakter yang buruk, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai tidak ada manfaat, membawa keburukan," katanya.
Sekarang ini, Edy mengatakan, pendidikan karakter harus diprioritaskan. Begitu juga penanaman nilai-nilai Pancasila. Ini agar ilmu pengetahuan dan teknologi bisa membawa manfaat lebih besar.
"Kita perlu melakukan pemberdayaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat pemerataan, bukan sebaliknya," tegasnya.
Strategi yang diterapkan melalui literasi data atau kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi -Big Data- di dunia digital, literasi teknologi atau memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi melalui coding, artificial intelligence, engineering principles. Targetnya, menciptakan Computational Thinking.
Rektor juga menegaskan, literasi manusia menjadi sarana menciptakan sosok individu yang kreatif, berpikir dan analisis yang kritis, bekerjasama dan kolaborasi dalam sebuah sinergi multi arah, kemampuan berkomunikasi yang baik, kepedulian dan rasa solidaritas.
Pada Selasa (5/9/2022) tersebut, vokalis group Letto, yang juga dikenal sebagai musisi dan budayawan, Sabrang Mowo Damar Panuluh atau Noe Letto juga berbicara tentang konsep pendidikan Indonesia yang tidak pernah mengajarkan tentang arti kegagalan.
Noe mengkritisi sistem pendidikan nasional. Menurutnya, pendidikan nasional tidak mengajari siswa dan mahasiswa tentang pengalaman gagal. Konten pembelajaran selalu fokus mengajarkan pengalaman sukses karena itu dianggap positif.
"Yang kurang dari pendidikan kita, tidak pernah melatih siswa dan mahasiswa menjalani kegagalan," ujarnya.
Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru sekaligus Wakil Rektor III Puji Qomariyah, mengatakan kuliah umum menjadi pembuka acara yang berkaitan dengan penerimaan mahasiswa baru yang telah selesai heregestrasi dan menunaikan kewajiban administrasi.
Para mahasiswa baru tersebut terdiri dari mahasiswa reguler yang kuliah dengan biaya sendiri, mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka, dan beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK).
Bagikan