Kampus
26 September, 2025 23:44 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi meluncurkan laporan Sustainability Report 2024 capaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2024. Jika sebelumnya hanya 10 isu yang sudah tercapai optimal, maka pada akhir 2025 UMY menargetkan 15 isu SDGs tercapai.
Target isu tersebut dikemukakan saat peluncuran Sustainability Report 2024 pada Jumat (26/9/2025). Dalam laporan tersebut, 10 isu yang sudah dikerjakan optimal selama 2024 yaitu isu nomor dua tentang kelaparan. Isu nomor satu tentang kemiskinan, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, isu kehidupan sehat, pendidikan berkualitas.
“Kemudian ada isu tentang industri, inovasi dan infrastruktur. Lalu isu pengurangan ketimpangan, isu perdamaian serta keadilan, dan terakhir isu kemitraan untuk mencapai tujuan. Ada 17 isu penting yang termuat di SDGs dan tahun depan kita targetkan total 15 isu yang kita optimalkan,” kata Wakil Rektor UMY Bidang Mutu, Reputasi, dan Kemitraan, Slamet Riyadi.
Dijelaskan Slamet, capaian program Sustainability Report 2024 menjadi bukti nyata bahwa UMY tidak sekadar berbicara soal SDGs, melainkan benar-benar menerapkannya dalam kerja akademik, sosial, dan kemasyarakatan. Laporan bukan sekadar dokumen formal, melainkan cermin tanggung jawab UMY sebagai perguruan tinggi persyarikatan.
Slamet memaparkan capaian UMY di tingkat global. Pada 2024, UMY menempati posisi kedua nasional untuk perguruan tinggi swasta dalam QS Sustainability Ranking, dengan posisi global di kisaran 1.100. Dalam Times Higher Education (THE) Impact Ranking, UMY berada di rentang 600-800 dunia, sementara di UI GreenMetric UMY berhasil menembus posisi ke-136 dunia atau termasuk 9 persen universitas paling berkelanjutan di dunia.
Kontribusi pelaksanaan SDGs, menurut Slamet, tercermin dalam bidang riset. Hingga 2024, UMY telah menghasilkan lebih dari 3.892 publikasi bereputasi internasional dengan total 20.734 sitasi. Setiap tahun, lebih dari 1.200 penelitian terkait SDGs dilakukan dengan kolaborasi melibatkan 33 negara.
UMY juga mengelola lebih dari 24.000 mahasiswa aktif, termasuk ratusan mahasiswa internasional. Kondisi ini, menurut Slamet, memperkuat peran UMY sebagai kampus multikultural yang melahirkan generasi muda berwawasan global, toleran, dan siap menghadapi tantangan dunia.
“Tahun ini, UMY memandang universitas sebagai aktor strategis yang tidak hanya mencetak sumber daya manusia, tetapi juga mendorong riset, inovasi, serta aksi nyata bagi lingkungan dan masyarakat,’ paparnya.
Pendanaan
Slamet juga tidak memungkiri, jika pada masa mendatang, melalui SDGs, UMY tidak hanya akan memprioritaskan isu-isu terkait dengan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Namun, bagaimana UMY mampu mendekatkan mahasiswanya dengan dunia kerja melalui kemitraan dengan Dunia Industri dan Dunia Kerja (Dudika).
Wakil Rektor UMY Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Zuly Qodir, mengungkapkan dengan besaran pendanaan, riset dan pemberdayaan masyarakat dalam perwujudan isu-isu SDGs yang mencapai puluhan miliar, hal ini sebanding dengan apa yang sudah dicapai selama tahun 2024.
“UMY memikul amanah membangun peradaban melalui pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Amanah ini tidak hanya menuntut capaian akademik, tetapi juga tanggung jawab sosial,“ katanya.
Dikatakan Zuly, UMY membangun tata kelola inovasi dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan. Salah satunya, melalui kerja sama dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), dengan rutin menggelar lokakarya agar karya riset dosen dan mahasiswa terdaftar serta memberi kontribusi nyata bagi bangsa.
Selain itu, UMY juga menjalin kolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, khususnya Kadin DIY.
“Soal pendanaan kita terbuka dan tidak mengingkat. Kerja sama bisa kita lakukan berbagai lembaga negara maupun internasional dalam peningkatkan riset dan pengabdian,” pungkasnya.
Bagikan