Kampus
26 September, 2025 22:56 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Melalui program ‘Inovasi Nutrisi Pakan untuk Peternakan Berkelanjutan’, Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menghadirkan inovasi demi terwujudnya peternakan berkelanjutan. Inovasi ini diwujudkan dalam protein pakan tambahan untuk pengurangan produksi emisi metan dan amoniak dari ternak.
Inovasi unggulan pada Jumat (26/9/2025) diperkenalkan oleh tim peneliti Laboratorium Biokimia Nutrisi Fapet UGM. Hadir sebagai narasumber, Ketua Laboratorium Chusnul Hanim, didampingi peneliti yaitu Asih Kurniawati, Muhlisin, dan Muhsin Al Anas.
“Inovasi dilatarbelakangi bagaimana upaya kita, Fapet UGM, untuk memperbaiki kualitas pakan khususnya pada sektor peternakan rakyat yang mendominasi peternakan di Indonesia. Kita ingin pemberian pakan yang berkualitas akan memperbaiki produktivitas ternak sekaligus upaya penyelamatan lingkungan,” kata Chusnul Hanim.
Dalam praktik di lapangan, dengan kondisi petani memberikan pakan asal-asalan dengan tujuan agar lebih cepat besar, mereka dinilai tidak terlalu memikirkan bagaimana ternak yang memproduksi emisi metana dan amonia yang memberi sumbangsih pada meningkatnya emisi gas rumah kaca (greenhouse gas).
Namun untuk mewujudkan peternakan berkelanjutan yang berfokus pada pemberian pakan, peternak Indonesia seperti ketergantungan impor bahan baku pakan, penggunaan antibiotik yang berlebihan.
Dengan tekanan global terhadap keberlanjutan lingkungan semakin kuat, dunia menuntut industri peternakan tidak hanya fokus pada peningkatan produktivitas, tetapi juga pada aspek efisiensi, kesejahteraan hewan, dan penurunan jejak karbon (carbon footprint).
“Jika tidak segera bertransformasi, peternakan dikhawatirkan menjadi salah satu penyumbang besar terhadap degradasi lingkungan dan krisis pangan di masa depan,” papar Chusnul.
Melalui riset dan inovasi, Fapet UGM menghadirkan berbagai solusi inovasi dan teknologi berbasis sains, yang diharapkan dapat menjadi jawaban atas tantangan tersebut. Inovasi yang ditampilkan bukan hanya sebatas penelitian di laboratorium, tetapi juga teknologi yang siap mendukung industri peternakan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kemandirian bangsa dalam produksi pakan dan pangan asal ternak.
Pilar Penting
Beberapa inovasi yang ditampilkan dalam Fapet Menyapa, di antaranya Probiotik Lactobacillus plantarum BN21, Mineral Herbal untuk Unggas, Suplemen Pakan Pronisblok+, Toxin Binder untuk Penurunan Aflatoksin (senyawa beracun pada ternak), Pakan Unggas Rendah Protein, Suplemen Pakan Berbasis Minyak Maggot, dan Methane Chamber untuk Penelitian Gas Rumah Kaca.
Menurut salah satu anggota tim, Asih Kurniawati, Probiotik Lactobacillus plantarum BN21 merupakan hasil isolasi dan pengembangan probiotik unggul yang mampu meningkatkan kesehatan usus ayam serta meningkatkan efisiensi pakan. Probiotik ini berfungsi menyeimbangkan mikrobiota usus, menurunkan risiko penyakit, sekaligus mendukung pengurangan penggunaan antibiotik.
“Sedangkan mineral herbal untuk unggas adalah formulasi mineral berbasis bahan herbal yang tidak hanya mencukupi kebutuhan nutrien mikro, tetapi juga memberikan manfaat imunomodulator. Inovasi ini berperan dalam meningkatkan performa unggas dengan pendekatan alami dan ramah lingkungan,” kata Asih.
Peneliti yang lain, Muhlisin, menjelaskan tentang suplemen pakan Pronisblok+. Pronisblok+ adalah suplemen praktis dalam bentuk blok untuk ternak ruminansia yang dirancang memudahkan peternak sekaligus memastikan asupan mineral selalu tercukupi. Teknologi ini mendukung kesehatan, reproduksi, dan produktivitas ternak dengan cara yang sederhana namun efektif.
Dalam paparannya, anggota tim lainnya yaitu Muhsin Al Anas, menceritakan bagaimana peternakan berkelanjutan di negara maju yang mampu mengurangi emisi metana dan amonia mendapatkan dukungan pemerintah.
“Peternak mendapatkan nilai jual lebih pada komoditas yang dihasilkan, setelah lebih dulu memberitahukan peta jalan pengurangan karbon pada industri ini, dan ini disambut baik oleh pembeli,” tuturnya.
Menurut Muhsin, industri peternakan merupakan salah satu pilar penting dalam penyediaan pangan asal ternak terutama protein hewani yang sangat dibutuhkan masyarakat. Permintaan pangan asal ternak semakin meningkat sehingga memacu industri peternakan untuk berkembang lebih pesat.
Bagikan