logo

Sekolah Kita

Sembilan Kebiasaan Emas Pembentuk Karakter Siswa

Sembilan Kebiasaan Emas Pembentuk Karakter Siswa
Jatmiko (kiri) dalam Penguatan Karakter Peserta Didik Melalui Kegiatan Pesantren Ramadan SMKN 6 Solo, Rabu (27/4/2022). (EDUWARA/Istimewa)
Redaksi, Sekolah Kita27 April, 2022 18:44 WIB

Eduwara.com, SOLO – Menyemarakkan bulan suci Ramadan 1443 H, SMKN 6 Solo menggelar Penguatan Karakter Peserta Didik Melalui Kegiatan Pesantren Ramadan dengan tema Meningkatkan Kualitas Akhlak dan Ibadah Kaum Milenial di Era Digital, Senin-Jumat (25-29/4/2022).

Kegiatan digelar secara luring (luar jaringan) di masjid sekolah dengan protokol kesehatan secara ketat dan bertujuan memperdalam dan memperkuat ilmu keagamaan bagi siswa. Melalui kegiatan itu, peserta didik dilatih untuk mengoptimalkan amalan-amalan ibadah di bulan suci Ramadan sehingga terbentuk mutu manusia yang tidak sekadar cerdas tetapi juga mampu berpikir saintifik dan mengembangkan spritualitas.

“Hari ini diikuti sebanyak sekitar 560 lebih siswa dengan protokol Kesehatan memakai masker, menghadirkan narasumber praktisi Tahsin Kota Surakarta, Jatmiko. Didukung penuh Kepala Sekolah dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)," terang Guru Agama SMKN 6 Surakarta, Muhammad Syaifuddin, seperti siaran pers yang diterima Eduwara.com, Rabu (27/4/2022).

Pada hari ketiga, Rabu (27/4/2022), kegiatan Pesantren Ramadan menghadirkan narasumber Praktisi Pegiat Tahsin dan Pendakwah Radio Republik Indonesia (RRI) Kota Surakarta, Jatmiko. 

Mencontoh Rasulullah SAW

Jatmiko mengatakan kepada seluruh siswa untuk mencontoh perilaku baik Rasulullah SAW dan melakukan sembilan kebiasaan emas.

“Mari generasi anak bangsa mengistiqomahkan sembilan kebiasaan emas atau yang biasa disebut dengan The Nine Golden Habits,” ujar Jatmiko yang juga Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo itu.

Sembilan kebiasaan tersebut, sambung Jatmiko, di antaranya yakni salat fardu di awal waktu dengan berjamaah dilanjutkan dengan melakukan shalat tathowu' atau sunah seperti salat rawatib, duha, dan tahajud. Kemudian melakukan puasa sunah seperti puasa 3 hari setiap bulan, puasa hari Senin-Kamis, atau seperti puasa Nabi Daud.

Selain itu, membiasakan diri mengeluarkan Zakat Infak Sedekah (ZIS) lebih dari 2,5 persen, membiasakan tadarus Al-Quran lebih 1 juz setiap hari dan khatam dalam satu bulan. Selanjutnya, membiasakan membaca buku lebih dari satu jam perhari, serta membiasakan mengaji minimal seminggu sekali dan berada dalam komunitas orang saleh.

Jatmiko menambahkan, Indonesia pada 2045 genap berusia 100 tahun dan akan mendapat bonus demografi. Anak-anak yang sekarang berusia 1-20 tahun pada tahun 2045 akan berusia 26-45 tahun. Mereka semua diharapkan menjadi generasi emas Indonesia.

Dia juga mengajak seluruh siswa untuk berorganisasi yang berguna untuk mengajak serta mencegah keburukan. “Berjamaah dan berorganisasi misal Rohani Islam (Rohis) dalam rangka mengajak orang lain kepada kebajikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Kemudian membiasakan berpikir positif dalam segala hal, terutama ketika menyikapi sesuatu,” pungkas dia. (K. Setia Widodo/*)

Read Next