Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, SOLO—Kabupaten Wonosobo mengirimkan 14 siswa untuk berlomba dalam Festival Tunas Bahasa Ibu yang digelar Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah di Hotel Lor In, Karanganyar, Jumat-Senin (19-22/11/2021). Kontingen ini bertekad menjuarai event tersebut.
Hal itu diungkapkan guru pendamping kontingen Wonosobo yang juga pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa, Endro Ismanu, ketika dihubungi Eduwara.com, Sabtu (20/11/2021).
Menurut Endro, 14 siswa yang mewakili Wonosobo itu terdiri atas delapan siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan enam siswa sekolah dasar (SD). Delapan siswa SMP itu Aidil Yusuf Malika (lomba menulis geguritan), Maulana Syarif Hidayat (lomba pidato), Maulida Zulfa Kartika (pidato) dari SMPN 1 Wonosobo.
Selain itu, Muhammad Felix Al Farrel (membaca aksara Jawa) dari SMPN 1 Mojotengah; Kholidah Rohayani (menulis geguritan) dari SMPN 2 Sukoharjo; Ulya Syahidah (menulis aksara Jawa) dari SMP Almadina; Lintang Gaisha (membaca aksara Jawa) dari SMPN 2 Wonosobo, dan Anton Irawan (menulis aksara Jawa) dari SMPN 1 Kaliwiro.
Sementara itu, guru pendamping kontingen SD dari Wonosobo, Sumarno, SPd. MMPd, mengatakan enam siswa SD turut berlomba di festival itu. Keenam siswa itu adalah Issa Riskian Adikarajati dan Kanaya Qurrota A’yun dari SDN 1 Wonosobo mengikuti lomba menulis geguritan.
“Kemudian Nugroho Waskito Wicaksono dari SDN 1 Sojokerto, Leksono, mengikuti lomba mendongeng; Qoni’atul Muna dari SDN 1 Balekambang, Selomerto lomba mendongeng; Hafif Salman Habibi dari SDN Igirmranak, Kejajar mengikuti lomba baca puisi Jawa atau geguritan; Fatimah Az-Zahra SDN 2 Kalibeber, Mojotengah berlomba membaca geguritan,” ungkap Sumarno.
Baik Endro maupun Sumarno optimistis siswa-siswa yang mereka dampingi bakal memenangi lomba di festival itu. “Kami optimis bisa menang dalam lomba ini. Kami tanamkan kepada siswa untuk berusaha maksimal meraih juara,” tutur Endro.
Menurut Endro, siswa-siswa yang maju dalam perlombaan itu merupakan para juara di tingkat kabupaten. “Bagi kami para guru, event seperti ini sudah lama dinantikan. Dengan melombakan bahasa, aksara, dan budaya Jawa seperti ini telah membuat guru dan siswa giat belajar dan praktik dalam hal bahasa dan budaya Jawa. Saya berharap festival seperti ini bisa digelar bersama tiga provinsi, Jateng, Jatim, dan DIY.”
Sedangkan Sumarno menilai festival itu bermanfaat bagi perkembangan bahasa dan budaya Jawa. “Saat ini banyak generasi muda yang mengabaikan budaya Jawa. Unggah-ungguh mereka sangat lemah. Sangat memrihatinkan. Karena itu event seperti ini sangat menyenangkan dan diharapkan mampu membangkitkan semangat generasi muda untuk mempelajari bahasa dan budaya Jawa, termasuk aksara Jawa.”
Sementara itu, guru pendamping tambahan dari SMPN 1 Mojotengah, Kuspriyati, mengaku festival itu telah membangkitkan semangat mengajar bahasa, aksara, dan budaya Jawa. “Ini sangat bagus bagi generasi muda untuk giat belajar budaya dan bahasa Jawa.”
Terpisah, siswa dari SMPN 1 Mojotengah, Muhammad Felix Al Farrel yang mengikuti lomba membaca aksara Jawa mengatakan telah mempersiapkan segalanya. Sebelumnya Felix menjadi juara tingkat Kabupaten Wonosobo dalam lomba membaca aksara Jawa. “Untuk festival ini saya berlatih membaca aksara Jawa 30-40 halaman setiap hari. Saya dibimbing dua guru, Ibu Kuspriyati dan Ibu Alfiyah. Saya berharap menjadi juara dalam event ini.”
Felix juga merasa senang, karena mendapat pengalaman baru berlomba di tingkat provinsi. Selain itu dia mengaku bertambah teman dari berbagai daerah di Jawa Tengah.